Tuesday, September 9, 2014

seni kehidupan

Hidup jika hanya monoton saja akan sangat membosankan, mengeluh jika ada masalah, bahagia jika goal projectnya, tertawa jika ada yang lucu, menangis jika merasa sedih, tetapi sadarkah kita bahwa semua yang kita cintai dan kita kejar di kehidupan ini tidak kita bawa saat kita meninggal dunia, kecuali amal dan doa dari orang yang kita cintai dan mencintai diri kita dengan setulus hati. Oleh sebab itu diperlukan seni untuk membuat orang bahagia walau hanya dengan senyuman atau perkataan yang baik serta jujur untuk diri sendiri.
Saat kita jujur dengan diri kita maka kita akan mendapatkan ketenangan jiwa.
Tetapi saat saya tidak mendapatkan kebahagiaan dari mengumpulkan harta, malah semakin rakus dan semakin berambisi ingin memiliki sesuatu secara cepat dan instan sehingga mengabaikan keluarga, mengabaikan kebutuhan diri, semakin pelit dan malas bersedekah, dan pekerjaan yang menumpuk serta pekerjaan yang tidak pernah selesai dan menjadi orang yang diandalkan membuat saya sombong dan lupa diri.

Semua itu membuat saya jenuh dan tak tenang, tak bahagia, walau semua telah saya miliki, saya bertanya apakah kebahagiaan dan ketenangan itu?

Mengapa saya merasa tidak bahagia?
Mengapa saya sering merasa kurang dan kurang terus?
Mengapa anak sering sakit-sakitan?
Mengapa banyak sekali halangan dalam pekerjaan?
Mengapa jiwa saya tidak tenang?

Pertanyaan diatas yang membuat saya melakukan proses mengubah diri dengan mencari arti kebahagiaan dan ketenangan jiwa, proses tersebut saya lakukan sekitar 2-3 tahun, proses tersebut tidak mudah tetapi membuat saya mengerti untuk apa saya hidup ?, bagaimana mendapatkan ketenangan jiwa dan kebahagiaan walau tidak memiliki harta?.


Semua proses perubahan diri saya saya ceritakan di ebook Titik Nol Kehidupan 

Ebook  Titik Nol Kehidupan  merupakan proses mengubah diri dari seorang yang sombong karena memiliki ilmu yang lebih menjadi manusia yang sadar bahwa hidup ini pasti ada akhirnya dan akhirnya adalah kematian. Pertanyaannya apa yang akan saya bawa saat saya telah meninggal?

No comments:

Post a Comment