Monday, June 16, 2014

Nak Ibu Kengen

Kita kadang terlalu sibuk dengan segala kegiatan dan pekerjaan, sehingga kadang kita lupa untuk istirahat, lupa akan pentingnya menjaga kesehatan sehingga begadang nonton bola..he..he, sama saya juga begadang nonton bola juga kan lagi piala dunia.

Begitu banyak berita dan status facebook atau twitter atau media sosial lain yang sering kita lihat dan kita komentari, seakan kita ingin terlibat dengan pemberitaan atau status tersebut.

Membaca koran atau berita online seing kita baca dan kita komentari, kelelahan karena kemacetan di Jakarta membuat kita penat dan lelah sehingga ingin sekali melakukan sesuatu yang membuat kita bahagia dan menghilangkan stress yang terjadi setiap hari.

Tetapi dari sekian kejadian adakah waktu kita untuk seorang ibu?, seberapa sering kita dengarkan ceritanya, mendengarkan perasaannya, kelelahannya dan mendengarkan perasaan dirinya kepada diri kita, mungkin sering dia berkata nak..ibu rindu dan kangen padamu nak..tetapi ibu juga mengerti kamu sibuk untuk bekerja dan memenuhi kebutuhan keluargamu.

Nak..adakah waktu beberapa menit saja untuk menelpon ibu walau kita tidak bertemu, setidaknya ibu telah mendengar suaramu. Hal tersebut membuat ibu sedikit terhibur untuk melawan kerinduan ibu padamu nak. 

Saat kau masih kecil, kau sering sekali memeluk ibu, saat kau jatuh ibu selalu berlari dan panik melihat kau terluka nak, tetapi sekarang ibu hanya seorang diri, setiap hari ibu sendirian dan ibu melakukan beberapa pekerjaan agar ibu tidak mengganggu waktumu, seperti membereskan mainanmu dulu sambil membayangkan dirimu yang masih balita berlari dan merengek untuk membelikan mainan tersebut.
Nak..bolehkah ibu mendengar suaramu setiap hari walau hanya beberapa menit saja?
Nak bisakah ibu bertemu denganmu?
Nak..ibu kangen kamu nak?
Nak semoga engkau selalu mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan, ibu selalu mendoakan kamu nak, tetapi apakah kita pernah mendoakan ibu?

Saat kematian datang dan sang ibu hanya tertidur sendirian di kuburan, kita hanya mengenang beliau, dahulu saat kita resah dan memiliki beberapa permasalahan, kita datang ke ibu untuk bercerita dan meminta doanya, tetapi sekarang ia hanya tinggal nama, saat itu baru kita pentingnya seorang ibu.
Saat keinginan seorang ibu tidak kita penuhi bukan karena kita tidak memiliki uang tetapi kita tak memiliki waktu untuk beliau, dan ia sekarang telah meninggal, bagaimana menyesalnya diri kita?. Apakah kita mampu menyesal seumur hidup kita?



Semua tulisan ini merupakan kutipan dari ebook Sisi Lain Yang Terlupakan, saya menjual ebook ini bertujuan untuk mewujudkan impian ibuku untuk naik haji, mudah-mudah cita-cita dan keinginan ibuku dapat terpenuhi.amin

No comments:

Post a Comment