Thursday, June 5, 2014

tips meminimalisasi pertengkaran

Tulisan di bawah ini merupakan salah satu bab di Ebook Tips Menciptakan Kebahagiaan dan Keharmonisan Keluarga


Pertengkaran merupakan bagian dari kehidupan pernikahan, tanpa pertengkaran hubungan suami dan istri terasa membosankan dan menjemukan, mengapa?, karena biasanya dengan pertengkaran kita dapat terbuka dan dapat mengeluarkan semua keinginan kita terhadap pasangan, cara pandang kita, uneg-uneg yang selama ini terpendam di hati..he..hee, tetapi apakah solusinya hanya pertengkaran tanpa bisa bicara baik-baik.
Saat kita bertengkar maka anak akan merasa sedih karena kedua orangtuanya marah-marah apalagi jika pertengkaran tersebut di depan anak, jangan yah.., karena hal tersebut akan teringat oleh anak dan kadang malah membuat trauma anak.
Mengapa pertengkaran terjadi?
Apa penyebabnya?
Apa solusinya?

Bagaimana agar pertengkaran tidak terjadi atau meminimalisasi pertengkaran?
Apakah nyaman jika setiap hari terjadi pertengkaran?

Semua pertengkaran terjadi karena adanya ketidaknyamanan diantara pasangan, hal tersebut harus didiskusikan dengan cara yang baik-baik.
Apakah kita mengenal sifat pasangan kita?
Apakah kita bisa bertoleransi sifatnya?
Apakah kita bisa berbagi beban pikiran kepada pasangan?
Apakah kita bisa saling mengerti kebutuhan yang dibutuhkan oleh pasangan?

Ihh..semua kok pertanyaan saja..he..he, baik mari kita mencari solusi untuk menimalisasi pertengkaran yang lebih lengkap ada di Ebook Tips Menciptakan Kebahagiaan dan Keharmonisan Keluarga promosi yah hanya 9 ribu rupiah dapat dibeli di google play..he..he.

Akibat dari pertengkaran adalah menangis, selain itu juga membuat tak nyaman kedua pasangan, apakah kita mau membuat air mata pasangan yang kita cintai tidak mengeluarkan air mata?. Bukankah kita menikah ingin bahagia?

Solusi untuk meminimalisasi pertengkaran :
1. Dekatkan selueuh keluarga kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Buat pembagian kerja atau pembagian waktu pengasuhan anak, seperti tugas membuat susu untuk anak, jangan hanya ibu yang mengerjakan tetapi ayah juga harus membantu.
3. Kenali sifat keburukan dan kebaikan pasangan dan kapan waktunya bicara dengan melihat kondisi pasangan, apakah lagi enak perasaannya, lagi tidak lelah, lagi tidak ada masalah.




No comments:

Post a Comment